Saturday, January 7, 2012

Teori Etnosentrisme, Prasangka, dan Diskriminasi

Selamat Tahun Baru 2012! Yap, inilah posting pertama saya di tahun 2012.. Masih berkaitan dengan Ilmu Sosial Dasar, kali ini saya akan membahas tentang Etnosentrisme, Prasangka, dan Diskriminasi. Semoga bermanfaat. Let's check this one out! ;) 

Etnosentrisme (sukuisme) suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Dampak atau efek samping yang terjadi dapat berakibat fatal. Dapat dibayangkan jika generalisasi kasar dilakukan terhadap etnis tertentu yang dianggap negatif sebagai; kasar, kotor, bermental buruk, atau bahkan musuh, maka tidak jarang akan berujung pada konflik komunal.

Etnosentrisme atau sukuisme ternyatabegitu kental dalam pergaulan sehari-hari. Pandangan tentang keunggulan etnis tertentu atas lainnya sudah menjadi rahasia publik. Disebut rahasia, sebab pengakuan keunggulan tersebut diakui secara umum oleh masing-masing kelompok (etnis, suku, bahkan agama), meskipun secara sembunyi-sembunyi. 

Salah satu contoh etnosentrisme adalah pada saat ini, paling tidak telah terjadi 35 pertikaian besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta jiwa terusir dari tempat yang mereka diami, paling sedikit 7 juta orang terbunuh dalam konflik etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi dari Barat sampai Timur, dari Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir dari Yugoslavia, Cekoslakia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari Srilangka, India hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama. 

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan kumpulan yang diwakili oleh individu berkenaan. Diskriminasi merupakan suatu amalan yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia. Ia berpuncak daripada kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan manusia. 

Diskriminasi boleh berlaku dalam berbagai konteks. Ia boleh dilakukan oleh orang perseorangan, institusi, firma, malah oleh kerajaan. Diskriminasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak adil berdasarkan prinsip "setiap manusia harus diberi hak dan peluang yang sama"(Bahasa Inggris: Equal Opportunity). 

Salah satu contoh diskriminasi misalnya sebuah institusi pendidikan enggan menerima seorang pelajar, walaupun dia mempunyai kelayakan dan masih mempunyai kekosongan dalam institusi berkenaan, disebabkan individu berkenaan mewakili kumpulan tertentu. 

Prasangka (prejudice) diartikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa Arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa Arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu. 

Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut :
  • semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu 
  • dalam bahasa Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
Salah satu contoh prasangka misalnya seseorang yang langsung mencap buruk orang lain tanpa mengenal atau melihat dahulu latar belakang orang tersebut.
Ketiga hal di atas terjadi bukan tanpa sebab. Sebab-sebab timbulnya etnosentrisme, prasangka,  dan diskriminasi antara lain:
  • berlatar belakang sejarah
  • dilatar-belakangi  oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
  • bersumber dari faktor kepribadian
  • berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Untuk mencegah dan mengatasi etinosentrisme, prasangka, dan diskriminasi, dapat dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
  • perbaikan kondisi sosial ekonomi 
  • perluasan kesempatan belajar 
  • sikap terbuka dan sikap lapang 
Pada zaman yang semakin berkembang ini tidak dapat dipungkiri semakin banyaknya praktik-praktik etnosentrisme, prasangka, dan diskriminasi. Namun, sebaiknya kita melakukan usaha-usaha untuk mengurangi bahkan menghilangkan ketiga hal tersebut dimulai dari hal kecil, seperti yang telah saya sebutkan di atas, yaitu sikap terbuka dan lapang. So, let's do it from now! Thank a lot readers for reading my post... ;)


Sumber :